Flash News

Haji Mubarok

Densus Gerebek Purwosari Dan Ngruki

Densus Gerebek PurwosariSOLO, muslimdaily.net - Ahad, 23 September 2012, 11.00 WIB, Densus 88 kembali gelar penggerebekan di kawasan Purwosari, Solo.

Dari informasi yang diperoleh tim muslimdaily.net, Densus menangkap seorang yang diindikasi bernama Joko Tri Priyanto.

Saat ini TKP yang berada di Jl.Flamboyan, tepatnya berada di belakang kantor DPC PDIP Solo, telah rapat ditutup garis polisi.

Densus88 Gerebek Ngruki
Penggeledahan kemudian dilanjutkan menuju ke kawasan Ngruki. Rumah seorang tersangka yang diindikasi bernama Rudi Kurnia Putra. Pria kelahiran asli Solo, 2 Juli 1967.

Lokasi penggeledahan berada di Jl.Lurik No.10 Ngruki Rt.05 Rw.17 Ds. Cemani Kec.Grogol, Sukoharjo.

Hingga saat berita ini dimuat, masih belum jelas motif penggeledahan dan penangkapan di Purwosari dan Ngruki tersebut. [zak-zul]



Lokasi Penggerebekan Densus di Purwosari

Densus Grebek Ngruki

keterangan gambar :

Foto 1 : Joko Tri Priyanto saat dibawa oleh satuan Densus 88

Foto 2 (kiri) : Lokasi penggerebekan Densus 88 di Purwosari, Solo

Foto 3 (kanan) : Lokasi penggerebekan Densus 88 di Ngruki

24 Sep 2012

Ribuan Pelajar Beraksi dan Berorasi di Bundaran HI, Tuntut Metro TV Minta Maaf


Redaksi Salam-Online –
(merdeka.com)
JAKARTA (salam-online.com): Kali ini bukan demo film dan kartun yang menghina Islam. Tapi ini unjuk rasa ribuan pelajar yang tak terima organisasi di sekolahnya disebut sebagai sarang teroris.
Mereka protes tayangan Metro TV tanggal 5 September 2012 lalu yang menyebut Rohani Islam (Rohis) sebagai sarang teroris. Caption di layar kaca itu berjudul “Awas, Generasi Baru Teroris”.
Sejak pagi pukul 6.30 WIB, Ahad (23/9/2012) para pelajar sudah memenuhi kawasan Sudirman-Thamrin (Bundaran HI) yang bertepatan dengan car free day.
Sekitar dua ribuan Pelajar Jakarta itu menggelar aksi dan berorasi memprotes Metro TV. Mereka menuntut agar Metro TV meminta maaf.
Meskipun Metro TV sudah menyatakan permohonan maafnya, tapi hanya secara umum, tidak ditujukan secara khusus kepada para pelajar–khususnya Rohis.
Tak cukup di Bundaran HI. Setelah berorasi, mereka sempat melakukan long march ke Monas.
Tak tampak pengawalan ketat dari aparat polisi, karena demo ini berjalan damai, diikuti  pelajar laki-laki dan wanita. Tampak sejumlah  guru dan para orang  turut mengawal demo ini. Spanduk bertuliskan ‘Rohis bukan Sarang Teroris’ turut menyemarakkan unjuk rasa ini.
Seperti diketahui Metro TV dalam tayangannya menyebut sasaran rekrutmen teroris adalah dari kalangan muda, yaitu siswa SMP dan SMA di sekolah umum. Mereka yang masuk target rekrutmen adalah siswa yang masuk organisasi di masjid-masjid sekolah. Siswa yang tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah.
Namun kemudian dalam running teksnya, Metro TV menyebut tayangannya tersebut bersumber dari penelitian Bambang Pranowo dari UIN Jakarta. Metro TV kemudian membantah telah menyebut bahwa Rohis sebagai sarang teroris.
Setelah banyak menuai kecaman dan protes, stasiun TV ini memuat rilis yang menyatakan bahwa pernyataan terkait Rohis sebagai rekrutmen teroris bukan berasal dari Metro TV, melainkan dari narasumber Prof. Bambang Pranowo yang memaparkan hasil penelitiannya.
Tapi sayangnya, mengapa Metro TV juga memuat caption “Awas, Generasi Baru Teroris” dalam program dialognya? Bukankah ini sama saja mendukung apa yang disampaikan oleh Prof Bambang tersebut?
Sayangnya lagi, tak ada cover both side dalam tayangan ini. Jadi, hanya sepihak. Mestinya pihak yang jadi “tertuduh” dihadirkan juga.
Sebagai pihak yang menayangkan program tersebut, sangat tidak layak jika Metro TV mengelak dan berlepas tangan dari  protes umat Islam tersebut. Metro TV seharusnya minta maaf kepada umat Islam, dan khususnya kepada pelajar, terutama yang tergabung dalam Rohis. (isa/salam-online.com)

0 komentar: