Redaksi Salam-Online – JAKARTA (salam-online.com): Kali ini bukan demo film dan kartun yang menghina Islam. Tapi ini unjuk rasa ribuan pelajar yang tak terima organisasi di sekolahnya disebut sebagai sarang teroris.
Mereka protes tayangan Metro TV tanggal 5 September 2012 lalu yang menyebut Rohani Islam (Rohis) sebagai sarang teroris. Caption di layar kaca itu berjudul “Awas, Generasi Baru Teroris”.
Sejak pagi pukul 6.30 WIB, Ahad (23/9/2012) para pelajar sudah memenuhi kawasan Sudirman-Thamrin (Bundaran HI) yang bertepatan dengan car free day.
Sekitar dua ribuan Pelajar Jakarta itu menggelar aksi dan berorasi memprotes Metro TV. Mereka menuntut agar Metro TV meminta maaf.
Meskipun Metro TV sudah menyatakan permohonan maafnya, tapi hanya secara umum, tidak ditujukan secara khusus kepada para pelajar–khususnya Rohis.
Tak cukup di Bundaran HI. Setelah berorasi, mereka sempat melakukan long march ke Monas.
Tak tampak pengawalan ketat dari aparat polisi, karena demo ini berjalan damai, diikuti pelajar laki-laki dan wanita. Tampak sejumlah guru dan para orang turut mengawal demo ini. Spanduk bertuliskan ‘Rohis bukan Sarang Teroris’ turut menyemarakkan unjuk rasa ini.
Seperti diketahui Metro TV dalam tayangannya menyebut sasaran rekrutmen teroris adalah dari kalangan muda, yaitu siswa SMP dan SMA di sekolah umum. Mereka yang masuk target rekrutmen adalah siswa yang masuk organisasi di masjid-masjid sekolah. Siswa yang tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah.
Namun kemudian dalam running teksnya, Metro TV menyebut tayangannya tersebut bersumber dari penelitian Bambang Pranowo dari UIN Jakarta. Metro TV kemudian membantah telah menyebut bahwa Rohis sebagai sarang teroris.
Setelah banyak menuai kecaman dan protes, stasiun TV ini memuat rilis yang menyatakan bahwa pernyataan terkait Rohis sebagai rekrutmen teroris bukan berasal dari Metro TV, melainkan dari narasumber Prof. Bambang Pranowo yang memaparkan hasil penelitiannya.
Tapi sayangnya, mengapa Metro TV juga memuat caption “Awas, Generasi Baru Teroris” dalam program dialognya? Bukankah ini sama saja mendukung apa yang disampaikan oleh Prof Bambang tersebut?
Sayangnya lagi, tak ada cover both side dalam tayangan ini. Jadi, hanya sepihak. Mestinya pihak yang jadi “tertuduh” dihadirkan juga.
Sebagai pihak yang menayangkan program tersebut, sangat tidak layak jika Metro TV mengelak dan berlepas tangan dari protes umat Islam tersebut. Metro TV seharusnya minta maaf kepada umat Islam, dan khususnya kepada pelajar, terutama yang tergabung dalam Rohis. (isa/salam-online.com)
0 komentar:
Posting Komentar