"Selama kampanye pilkada putaran pertama, Foke menghembuskan isu SARA dengan mengatakan kalau PKS itu Wahabi dan anti Maulid. Jika Foke menginginkan dukungan dari PKS, berani tidak dia meminta maaf karena PKS bukan Wahabi dan anti Maulid," ujar Hidayat Nurwahid di Jakarta, Rabu (8/8/2012) seperti dirilis ANTARA News.
Hidayat yang juga mantan calon gubernur DKI Jakarta itu menambahkan jika hal itu tertuang dalam kontrak politik PKS. Kemudian yang kedua adalah Foke harus mengubah cara berkomunikasi dengan rakyat. "Selanjutnya melakukan reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi dan melakukan perubahan seperti yang disampaikan pasangan Hidayat-Didik," kata mantan Ketua MPR itu.
Sedangkan untuk Jokowi, lanjut dia, juga mempunyai beberapa persyaratan seperti berkomitmen menjalankan amanah hingga 2017, kebijakan yang berkeadilan dan tidak merugikan kepentingan umat Islam di Jakarta dan merealisasikan program-program yang disuarakan pasangan Hidayat-Didik.
"Berani tidak Jokowi berkomitmen tidak meninggalkan jabatannya hingga akhir masa jabatan. Tidak seperti Solo yang ditinggalkannya untuk bertarung di Jakarta," kata Hidayat yang sekarang menjabat sebagai Ketua BKSAP di parlemen itu.
PKS belum menentukan kemana akan memberikan suara pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Sejumlah pengurus PKS mengatakan akan mengumumkannya sebelum lebaran.
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan diselenggarakan 20 September dan diikuti dua pasang calon yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Red: shodiq ramadhan